Thursday, January 9, 2014

Bamboo Rafting at Loksado

Hari libur natal kemarin cukup menggoda untuk dimanfaatkan buat jalan-jalan karena cuti bersama di tanggal 26 desember sementara besoknya adalah hari Jumat, hari kejepit. Billy ngajuin cuti untuk hari Jumat dan dapat deh kita empat sampai lima hari untuk jalan-jalan. Destinasi yang dituju kalli ini adalah Loksado. Loksado adalah nama satu kecamatan di Kalimantan Selatan, di daerah pegunungan Meratus.

Kalau nyoba googling "Loksado" biasanya sih yang keluar adalah bamboo rafting. Persis tahun lalu waktu keluarga kecil gue jalan-jalan ke Banjarmasin, kita sebenarnya udah dengar tentang Loksado. Tapi mendengar kata-kata "rafting" bikin kita urung. Gimana juga mau ngajak anak (yang waktu itu umurnya) dua tahun rafting?? Kita nggak googling juga sih gimana bamboo rafting itu. Tapi sepulang dari Banjarmasin waktu itu, setelah Billy nanya-nanya ke temannya, ternyata aman aja ngajak anak-anak bamboo rafting. Lagi pula semua destinasi wisata yang bisa dicapai via darat dari Balikpapan udah pernah didatangin semua. (gue belum pernah posting soal Bontang emang yeee...hehehe...)





Loksado itu kira-kira sekitar 200an km sebelum Banjarmasin, jadi cara kita untuk nyampe kesana ya hampir mirip-mirip lah sama waktu ke Banjarmasin dulu. Perjalanan dimulai dari rumah sekitar jam 6.30 pagi dan nyeberang dengan ferry ke Penajam sekitar jam sembilan dan kembali mendarat sekitar jam sepuluh. Ferry yang kita dapat kali ini nggak lelet, karena pelabuhan di Penajam udah punya dua jalur untuk mobil keluar, kalau tahun lalu satu jalur masih dibuat. Efek dari ferry yang nggak lelet tentunya kita jadi bisa sampai Tanjung lebih cepat dari waktu itu. Setelah nginap satu malam di Tanjung, di hotel yang sama dengan yang tahun lalu juga, kita terusin perjalanan menuju pegunungan Meratus. Kali ini perjalanan lebih santai karena tinggal 150 kilo lagi aja.


Sebelum berangkat Billy udah kontak dengan Pak Amat (081348766573), sesuai yang direkomendasikan di Lonely Planet seri Borneo, untuk booking bamboo rafting dan penginapan terdekat. Sayangnya begitu kita sampai di daerah Meratus, Pak Amat nggak bisa dihubungi jadi kita langsung aja datang ke penginapan yang dituju: Amandit River Lodge. Setelah coba lihat dan tanya-tanya ke dalam, kita jadi ragu untuk nginap di sana karena tidak ada air panas dan tanpa AC walaupun kamarnya lumayan rapi dan bersih. Karena ketinggian saat itu (menurut gadgetnya Billy) cuma 200 meter dari permukaan laut, kayanya kalau di kamar tanpa AC bakalan panas deh, terutama juragan kecil ntar yang bakalan mendadak rewel. Akhirnya kita memutuskan untuk mundur dan kembali ke Kandangan untuk cari penginapan disana.

Di Kandangan kita nginap di hotel Mutia (lagi-lagi dari lonely planet). Kali ini ada AC, tanpa air panas dan bonus TV kabel! Hehehhehe... Keadannya emang lebih lumayan karena ada di tengah kota, walaupun kota kecil, sementara Amandit River Lodge itu benar-benar terpencil dan bakalan susah untuk cari makan. Nginap semalam di Kandangan bikin gue nostalgia waktu jalan-jalan ke Takengon di Aceh dulu, mirip-mirip model kotanya,cuma yang ini jauh lebih kecil.

Besok paginya setelah sarapan yang disediain dari hotel, dengan menu masakan rumahan yang dimasak sendiri sama ibunya... (enak looh!), kita langsung check out dan kembali menuju pegunungan Meratus tanpa mandi. Begitu sampai di pemandian air panas, kira-kira sepuluh kilo sebelum starting point untuk bamboo rafting kita tanya-tanya dimana tepatnya starting point untuk bamboo rafting itu, karena masih aja nggak berhasil nelfon Pak Amat. Alhasil ada laki-laki dengan kaos bertulisan "Wisata Loksado" dengan semangat gegap gempita mandu kita pake motor menuju starting point. Dan begitu sampai starting point ternyata udah ada utusannya Pak Amat yang menunggu, namanya Pak Amri dia yang bakalan jadi supir perahu.

Bamboo raftingnya sendiri cukup menyenangkan, terutama buat Izan. Tapi buat yang udah pernah rafting dengan jeram level dua sampai empat rasanya kaya main-main sampan aja gitu cuma lo nggak megang dayungnya hehehe... Buat Izan yang duduk di depan dengan tinggi badan 102cm, dia lumayan basah kuyup sampai ke muka, dan dia happy! Memang jeramnya nggak banyak dan perahu bambu yang panjang dan rigid lumayan stabil saat menghempas jeram-jeram kecil, jadi emang aman lah buat bawa anak kecil (malahan aman buat ibu hamil muda loooh). Asal jangan bawa bayi aja trus digendong sambil duduk di depan, megap-megap lah dia kesiram air!







Di tengah-tengah pengarungan ada tempat dimana menurut Pak Amri adalah jalan menuju perkampungan Dayak. Itu sebenarnya juga bagian dari wisata, tapi karena kita bawa anak cukuplah naik perahu aja sampai finish point. Setelah dua jam mengarungi sungai Amandit, akhirnya kita sampai di finish point. Untuk kembali ke starting point dimana mobil kita parkir, Pak Amri sebenarnya udah nyiapin satu motor untuk bonceng satu orang ke mobil dan sisanya dijemput pake mobil di finish point, repot deh! Tapi kita minta supaya ada dua motor, jadi kita bertiga bisa langsung menuju finish point. Akhirnya Pak Amri meminjamkan motornya untuk kita bertiga, sementara istrinya yang udah nunggu di situ boncengan dengan perempuan di motor yang lain untuk jemput motor di starting point.


naik motor bertiga dan ujan2an...


Selesai dari situ kita langsung kembali menuju pulang melewati perjalanan yang sama waktu berangkat; menginap satu malam di Tanjung, dan nyeberang naik ferry di Penajam besoknya. Malahan antrian ferry untuk ke Balikpapan kali itu lumayan panjang sampai kita harus mengantri hampir tiga jam. Hati-hati kalau mengantri ferry di Penajam karena ada satu modus dimana mobil-mobil pura-pura parkir di sebelah kiri jalan (sementara antrian sebenarnya hanya satu jalur di sebelah kanan jalan), dan begitu mobil di depan mulai bergerak, tiba-tiba ada preman datang menghalangin mobil dalam antrian dan kasih masuk mobil yang parkir di kiri untuk memotong antrian. Gitu deh, tipikal manusia bermoral setara keset!

Emang agak konyol sih kedengarannya ya, kita jalan empat hari tiga malam hanya untuk bamboo rafting yang durasinya cuma dua jam. Tapi Billy happy karena bisa jalan-jalan bawa keluarganya, Izan happy udah ngerasain basah-basahan ber-bamboo rafting ria, sementara gue happy karena laki sama anak gue happy hehehehe.... Tapi gue seneng kooook bamboo rafting, ah gue emang selalu senang sama segala aktifitas di air!