Tuesday, December 31, 2013

West Coast Australia Road Trip In Motorhome - Cervantes And Pinnacles

Sekitar jam empat sore sampe deh kita di Cervantes Caravan Park. Cervantes ini adalah kota kecil di pinggir laut. Kotanya itu bikin gue inget film Grandpa In My Pocket di Cbeebies, ya maklum lah yaaak, nama pun emak beranak toddler jadi tontonannya Cbeebies. Sepengamatan gue rumah-rumah di sana kecil sampai sedang, tapi hampir setiap rumah punya kapal kecil. Eits, jangan bayangin kapal kayu nelayan lah yaaak, fiber boook! Rata-rata turis yang datang ke sana kayanya mampir buat mancing,  camping atau ya singgah untuk lanjutin ke kota tujuan berikutnya. Tapi sebelum gue cerita soal apa aja yang dikerjain di Cervantes gue cerita dulu lah yaaak soal caravan park.

on our way to cervantes,yang putih kaya salju itu pasir, kece yaaak!
we spot a wild kangoroo in front of a house at Cervantes
Namanya juga baru pertama kali nyobain recreational vehicle, sebelumnya gue nggak ada bayangan gimana caranya kita bisa operasiin segala alat-alat listrik di dalam mobil. Gue pikir listriknya dapat power dari aki gitu, tapi mana kuat yaa..  Ternyata di dalam caravan park itu udah disediakan tempat-tempat parkir seluas kira-kira 10x6 meter untuk tiap mobil. Di dalam area 10x6 meter itu ada satu tiang tempat dimana kita bisa nyolokin kabel listrik yang dihubungkan ke mobil, dan satu keran sekaligus tempat buangan air di bawahnya yang bisa disambungin selang untuk ngisi tangki air atau untuk buang limbah air. Jadi power yang kita dapat di dalam mobil ya dari listrik yang kita colok di tiang tadi itu.

makan malam merangkap siang
@ cervantes caravan park

Fasilitas lainnya yang biasa disediain di caravan park adalah kamar mandi umum, tempat mandi bayi, ruang laundry, dan ruang cuci piring. Ada beberapa caravan park yang juga nyediain dumping point buat ngebuang limbah toilet dari motorhome, ada juga yang nyediain dapur, bahkan ada yang nyediain kolam renang segala. Hasil wanti-wanti si Sylvia, orang dari AA Motorhome yang kita temuin kemarin, sebaiknya kita pake segala fasilitas yang disediakan di caravan park walaupun fasilitas itu ada juga di dalam mobil. Yang sangat kita tangkap untuk itu tentunya untuk urusan kamar mandi dan toilet.

Nah di Cervantes Caravan Park, setiap satu mobil tamu dapat satu kunci. Loh, kok dapat kunci emang dapet kamar? Kunci itu ternyata buat kamar mandi. Kamar mandi laki-laki dan perempuan tentunya dipisah lah yaaaaak, tapi kuncinya tetap satu jua. Satu masalah (yang awalnya) besar buat gue selama di Australia adalah sistim toilet mereka yang tanpa air, kecuali buat flushing! Ih gue benciiiiik banget sama toilet kering! Emang sih kamar mandinya jadi bersih, itu bagus, tapi kan manusianya jadi jorok hahahaha.... Tapi akhirnya bisa disiasatin dengan selalu siap sedia bawa botol isi air setiap mau ke toilet.

Ok, balik ke cerita... Setelah kita berhasil markirin mobil dan menyambungkan segala printilan yang perlu disambung, gue langsung nyiapin makan malam, merangkap makan siang. Makan siang yang cuma beberapa potong pizza doang kurang nendang rupanya. Ternyata suasana jalan-jalan emang bikin nafsu makan meningkat booook. Beras yang udah gue takar bisa untuk dua kali makan, tandas untuk sekali makan doang hahahha... Anak gue tuh terutama yang makannya luarrr biasa banyaaakkk di luar kebiasaan. Selesai makan kita kembali beres-beres, tutup-tutup dan cabut-cabut segala sambungan dan pergi jalan-jalan keliling sebagian kota Cervantes yang mini itu.

menu pertama masih ngirit ransum: piza and fish nugget (yang udah habiss)

Tempat yang dituju adalah sebuah look out yang namanya Thirsty Point. Look out adalah istilah buat tempat dimana kita bisa lihat pemandangan. Yang gue ingat di laut dekat look out itu ada sebuah kapal karam di kedalaman yang cukup dangkal yang katanya kalau air surut bisa kelihatan, tapi nggak keliatan juga siiik waktu itu! Setelah cukup foto-foto disitu akhirnya kita balik menuju caravan park. Di dekat jalan masuk ke caravan park itu ada playground yang lumayan besar yang dasarnya pasir. Anak gue yang udah nggak sabaran pengen main pasir karena udah ngeliat pantai, akhirnya kita ajak main di playground itu yang kayanya diisi sama anak-anak dari lingkungan situ. Dan setelah hari mulai gelap (magrib saat itu sekitar jam 7 malam) akhirnya kita parkir kembali ke caravan park.

Pengalaman pertama tidur di motorhome ternyata asik juga! Walaupun saat ini Australia lagi musim panas dan suhu di siang hari bisa sampai 40 derajat selsius, tapi kalau malam suhu bisa turun sampai 20 derajat. Awalnya kita masih belagak nyalain AC, tapi akhirnya kedinginan dan selalu tidur tanpa AC kalau malam. Dan malam itu (juga malam-malam lainnya) kita semua langsung pelor deh, nempel langsung molor....

Thirsty point look out

oh yeah...





the playground


Besoknya setelah sarapan dan mandi kita check out dan kembali sedikit ke selatan untuk ke tempat yang namanya Pinnacles, Nambung National Park. Pinnacles ini adalah sebuah gurun yang banyak formasi batuan kapur yang berdiri terpisah-pisah. Menurut tulisannya, sebenarnya formasi batuan kapur seperti itu ada banyak di Australia, tapi Pinnacles adalah formasi batuan terbanyak dan terluas.


Gimana terbentuknya formasi batuan kapur itu teorinya ada macam-macam, tapi teori yang gue inget yang lebih kurang begini; berjuta-juta tahun yang lalu permukaan daratan di daerah pinnacles setinggi batuan kapur yang sekarang berdiri itu, dan banyak pohon-pohon yang tumbuh disitu. Akar pohon-pohon itu menarik air dan mineral di tanah sekitarnya. Kemudian ketika permukaan daratannya terkikis dan tanamannya mati, bagian yang tadinya terisi sama akar mengeras dan jadi batuan seperti sekarang. Gitu dah.... meneketehe dah.



Pinnacles desert

happy, kita main petak umpet diantara batu2 itu

at the look out

ada enam pasang burung kakak tua kaya gini di tengah gurun, kita kagum dooong, ternyata ada banyaaak banget ketemu burung beginian nantinya di Kalbarri.




Oh ya untuk masuk ke Pinnacles tadinya kita pikir harus jalan  kaki, ternyata mobil yang kita bawa masih bisa masuk, batas lebar mobil yang boleh masuk adalah tiga meter sementara motorhome kita dua koma sekian (gue lupa!). Harga tiket masuknya sekitar sepuluhan dolar. Setelah puas keliling-keliling, turun dan foto-foto kita kembali keluar dan masuk ke museumnya yang namanya Pinnacles Discovery, karena menurut poster yang ada di toilet (sebelum masuk museum) katanya lebih kurang begini "silahkan berkunjung ke museum kami, kamu bisa dapat pengetahuan tentang Pinnacles, dan lagi pula kan udah bayar, rugi loh ntar!". Gue mulai mikir yang nulis itu orang Padang....

Museumnya langsung terhubung sama toko suvenir.... nama juga toko suvenir di tempat wisata, mahal aje harganye!

@ Pinnacles Discovery

inside the museum

Billy - Diana - Izan were here hehehe...

at the souvenir shop



press a penny...


Selesai di Pinnacles, kita kembali jalan ke utara menuju Kalbarri. Kali ini gue yang kebagian nyetir. Oh sungguh menyenangkan rupanya nyetir di jalanan mulus, lurus, sepi kendaraan.... untuk setengah jam pertama! Setelah itu gue mati-matian nahan ngantuk. Booook, kecepatan yang gitu-gitu doang, nggak nambah nggak kurang, jalan yang lurus-lurus aja nggak naik nggak turun, mobil yang jarang-jarang, nggak ada lubang yang bikin gue kudu melek buat ngindarin.... itu serius membosankan!!! Jalan mulus itu seru kalau kita bisa ngebut kan kan kan? Tapi ngebut itu seru kalau kita nekan pedal gas kenceng-kenceng gitu kan, lah ini nggak boleeeh. Tapi karena tengsin sama big boss, gue tetap kekeuh mau nyetir.... sampe cemilan yang bisa nahan ngantuk habis. Akhirnya gue kembalikan kemudi ke Billy. *payaaah*




my turn to drive... hehehe



Jarak Cervantes-Kalbarri adalah 430km, jarak yang kalau di Indonesia harus ditempuh sehari semalam, atau dua hari kalau pake nginep. Pemandangan kanan-kiri jalan semakin ke utara juga berubah-ubah. Kalau dari Cervantes sampai Geraldton kanan-kiri selalu hamparan ladang jerami dan sapi-sapi atau domba atau kuda, begitu lebih utara dari Geraldton kanan-kiri mulai semak-semak seluas mata memandang. Hiburan saat ngelewatin jalan yang kanan-kirinya semak-semak adalah dulu-duluan ngeliat binatang liar yang banyak di sana semacam emu, kangguru, elang, kelinci, atau bahkan wombats... (yang terakhir ini gue nggak pernah ketemu). Tentunya gue lah yang menang karena Billy kan nyetiiiir hahahaha...

Yang paling seru adalah setelah kita keluar dari jalur Indian Ocean Drive untuk belok menuju Kalbarri dimana kita jalan sekitar 60an kilometer hampir tidak ketemu mobil satu pun, sinyal nggak ada, dan kanan-kiri semak-semak belantara. Sambil ketawa-ketawa (sementara si bocah tidur) gue sama Billy ngebayangin kira-kira apa ya komentar orang tua kita kalau saat itu tahu kita jalan-jalan di negara orang bawa anak dan masuk ke jalan yang nyaris nggak ketemu mobil sama sekali di tengah hutan semak dan sinyal pun nggak ada sementara matahari udah semakin turun... hehehe.

Tapi semuanya terbayar begitu kita masuk Kalbarri. Motonya Kalbarri adalah "Kalbarri, you'll love it!", oh...indeed we do!