Friday, April 5, 2013

Scubadive and Freedive Gili

celebrating our 4th anniv under the sea  :)




Setelah memutuskan untuk pergi ke Lombok dan Gili Trawangan sebagai tujuan dive trip berikutnya, nggak sengaja gue ketemu freedive course di Trawangan melalui tripadvisor.com. Udah lumayan lama sebenarnya gue cukup penasaran sama freedive. Oh ya, buat yang nggak tau apa itu freedive, freedive adalah teknik menyelam tanpa menggunakan compressed  air atau alat pernapasan apa pun, dan sang diver hanya menggunakan wetsuit, weight belt, goggle dan fin.


Pertama kali gue kenal freedive adalah waktu ambil open water di Bunaken, pas lagi duduk-duduk di depan TV hotel dan tayangan yang ada di TV waktu itu adalah film dokumenter yang menampilkan freediver yang meliuk-liuk bebas di kedalaman laut tanpa tabung oksigen, asik berenang sama binatang-binatang di bawah laut. Nggak cuma gue yang lagi duduk di depan TV waktu itu, Billy dan dua tamu asing yang juga penyelam dan beberapa kali sempat nyelam bareng selama di Bunaken juga ikut nonton dokumenter itu. Tanpa paham apa yang sebenarnya dikerjakan oleh sang penyelam di TV sambil takjub dengan kemampuan dia menahan nafas di dalam air, sambil mencoba mencerna dengan ilmu super cetek yang baru aja didapat dari kursus open water bahwa kita dilarang menahan nafas di dalam laut, salah satu tamu asing nyeletuk sambil ambil posisi untuk mulai nimbrung nonton "freediving, huh?".

Ooooooh....freediving! Gue perhatiin nggak cuma ujung bibir gue doang yang keangkat nonton dokumenter itu, dua tamu asing tadi juga senyum ngeliat asiknya sang freediver macam nari di bawah air.

Begitu gue lihat ada kursus freedive di Gili Trawangan, gue iseng-iseng propose ke Billy, siapa tau aja dia juga berminat. Ternyata memang berminat.. hehehe... Tapi sebenarnya kita nggak langsung serta-merta mendaftar untuk kursus sih. Pertimbangannya waktu itu adalah, kalau ambil kursus freedive berarti kesempatan kita untuk memperbanyak divelog berkurang. Tapi kalau nggak ambil sekarang, nggak tau lagi dimana destinasi diving yang ada kursus freedive yang bisa ditempuh dalam jarak dekat, mumpung lagi ke Gili Trawangan juga kan nih. Jadi akhirnya diputuskan lah untuk mendaftar kursus freedive, gue dan Billy. :)

Selain daftar untuk kursus freedive, Billy juga ambil sertifikasi untuk deep dive specialty selama di Trawangan. Sementara gue, untuk pertama kalinya dive trip kali ini benar-benar full fun dive. Rencana pun kita siapin matang sejak dari Balikpapan. Enam hari lima malam di Trawangan: dua hari pertama adalah untuk deep dive specialty Billy dan fundive buat gue, dua hari berikutnya untuk freedive course, dan dua hari terakhir untuk fun dive. Total dive untuk masing-masing menurut target rencana awal delapan dive. Untuk dive operator dan course, Billy milih Gili Scuba, dive operator yang terdekat dari hotel dan terpikat dengan iklannya di website yang katanya dijalankan 100% oleh local people, dan anti mickey mouse divemaster yang maksudnya dive guide yang padahal nggak punya sertifikasi divemaster. :)

Tanpa menunda tentunya begitu sampai di Trawangan dan setelah duduk sebentar di hotel, Billy langsung datang ke Gili Scuba untuk confirm bahwa kita akan dive siang itu dan Billy akan mulai ambil kursus deep divenya. Tapi begitu kita siap untuk diving, ternyata sang instruktur bukan orang Indonesia hahahha... gimana deh iklannya? Sang instruktur bernama Jordy, laki-laki Spanyol bertato yang kelihatannya muda tapi kalau dengar ceritanya yang udah pernah kerja dimana-mana dan sempat ikutan semacam US navy (dont ask, I don't really get it eaither) di tahun 90an, gue dan Billy memperkirakan dia mungkin sekitar 30an akhir atau awal 40? By request, selama Billy diving untuk deep dive specialty-nya gue akan ngekorin dia dan sang instructor buat fun dive, nggak masalah karena gue pun udah punya deep dive certification.

Tapi cara kursus deep dive-nya Billy beda sama cara gue dulu. Seingat gue dulu waktu ambill deep dive, sebelum mulai kursus gue udah dikasih buku supaya bisa belajar, teori dan praktek dikerjain bertahap beriringan, dan ada beberapa skill yang kita coba di laut, trus ditutup dengan knowledge review di akhir course. Tapi sama Jordy ini meuni santai pisan hehehe... Nggak ada skill di bawah laut, satu-satunya skill yang dikerjain cuma nyoba naikin sosis (pelampung panjang dengan tulisan "diver below") di akhir dive sebelum safety stop. Nggak ada dive sampai ke kedalaman mendekati 40 m, atau bawa botol plastik ke dalam air, atau menghitung matematika ringan di kedalaman, atau bawa tomat, atau nyoba nafas dari regulator buddy seolah-olah kehabisan oksigen, atau coba nafas dari tangki oksigen cadangan yang disiapin di kedalaman  di atas 10 meter. Semua divenya macam fun dive dengan rata-rata kedalaman 20-25 meter. Oh ya, FYI sertifikasi deepdive ini memperbolehkan diver untuk menyelam di kedalaman sampai 40 meter, 10 meter lebih dalam dari yang boleh dilakukan oleh advance open water diver. Billy pun baru dapat buku setelah keempat dive-nya selesai (deep dive course perlu 4 dive) hehehehe... Sampe sempet bingung sendiri si  Billy. Tapi tetap akhirnya  ditutup dengan knowledge review, jadi tetap harus belajar doi.

Walau pun gaya orang dari Gili Scuba ini terlihat santai, tapi mereka semua ramah-ramah kok. Cuma sayangnya by default mereka hanya punya jadwal dua kali dive tiap harinya untuk boat dive. Karena punya pengalaman diving ciamik di Tulamben dimana sang dive guidenya siap kapan aja bisa diajak nyemplung, mau jam enam pagi sekali pun (plus sang guide meuni tangkas pisan dipermukaan tapi selooooooooooow di bawah laut, dan cukupteliti untuk objek macro... hadeuh jadi kangen ke Tulamben), kita berharap untuk bisa seperti itu juga di Trawangan, bukan untuk skill dive guide-nya, tapi fleksibilitas jam divingnya. Tapi untungnya mereka mau juga diajak diving pagi walau pun bukan dawn dive karena turunnya jam 8an juga hehehehe....

Sempet ada moment dimana gue kurang puas di awal. Setelah Billy selesai semua dive untuk deep dive specialty-nya, dive selanjutnya nggak lagi ditemenin sama Jordy tentunya, tapi sama divemaster. Selama diving bareng Gili Scuba, gue amatin bahwa mereka punya dua instructor (yang keduanya bule, satu Jordy dan satu lagi cewe bule mungil tapi tangkas banget dari Jerman), dan dua divemaster. Salah satu dari dua divemaster ini sempat ikut bareng gue, Billy dan Jordy karena ada site yang Jordy belum hafal banget kondisinya. Dive master yang gue maksud ini kayanya cukup santai di bawah air, jadi menyenangkan. Di fun dive berikutnya kita berharap ditemenin sama divemaster yang ini, anggap aja namanya A. Tapi sayang, di dive pagi (pagi sesuai jadwal defaultnya mereka, which is at ten-ish) si divemaster A nggak datang, jadilah kita ditemani sama divemaster yang satu lagi, divemaster B. Padahal pagi itu tamunya nggak cuma gue dan billy, tapi ada dua diver cewe asal Malaysia, dan satu diver cewe (yang ngaku party girl) asal Finland. Melihat cara si divemaster B ngasih briefing di kapal, cek arus di bawah (yang baru dikerjain pada saat semua diver udah siap backroll dari kapal) dan lainnya, gue sempet suudzon sama si divemaster B dengan berpikir kalau dia divemaster mickey mouse.

Si divemaster B ini di bawah laut meuni nggak santai, bukan juga berarti dia melaju sendiri, tapi dia nyaris nggak ngasih kesempatan kita untuk berhenti untuk lihat-lihat apa yang ada di sekitar untuk lebih teliti lihat kanan kiri. Dia juga sempat bawa kita berenang melawan arus, dan gue udah mulai bete. Tapi diakhir dive ternyata dia bawa kita ke tempat white tip sharks tidur siang, dan kita ketemu sama empat white tip sharks besar.... happy! Buat yang pengen tau, nama dive sitenya Manta point. As the dive master said, cuma namanya aja manta point, but manta is rarely found, but white tip sharks is almost certain to be found instead.

Di lain kesempatan, di dive kita di hari terakhir di Trawangan, kita request untuk dive pagi karena jam 11 udah harus check out dari hotel dan antri untuk nyebrang. Kayanya si divemaster A selalu punya masalah untuk datang pagi, jadilah pagi itu kita ditemanin kembali sama divemaster B, shore dive, karena perahu hanya bisa kalau sesuai jadwal defaultmereka. Gue dan Billy nggak keberatan untuk shoredive, any kind of dive is fine for us. Tapi ternyata setelah masuk ke dalam dan nyelam beberapa saat, tiba-tiba arusnya kencang sekali. Seumur-umur kayanya itu arus yang paling kencang yang pernah gue alamin, pengalaman arus di Shangyang yang bikin rombongan terpisah-pisah rasanya masih kalah sama kencangnya arus kali ini. Di satu kesempatan, di akhir dive gw sempet pegangan sama tali tambang, di daerah situ banyak tali tambang untuk ikat kapal yang mau "parkir", saking kuatnya arus gue biarin badan dan fin gue kedorong arus ke belakang sambil terus pegangan sama tali. Karena mulai bahu sampai kaki "ketiup" arus jadi terpaksa muka gue menghadap arus yang kencang, rasanya kaya ditiup kuat-kuat sama makhluk super besar persis di depan muka hehehehe....

Tapi karena kita shore dive, dan lokasi kita nggak jauh dari pulau, arus kencang kaya gitu alhamdulillah nggak bikin gue dan Billy jiper atau panik. Dan walaupun arus kencang, diantara jeda saat arus reda sempat ambil foto-foto yang lumayan. Di dive kali itu divemaster B lebih teliti untuk cari objek foto ketimbang sebelumnya. Dan di akhir dive pada saat gue pegangan sama tali tambang tadi, tau-tau Billy hilang hehehehe.... Si divemaster sempat ngasih sinyal nanya dimana Billy, tapi nggak gue acuhin karena tangan gue sibuk pegangan sama tali. Lagian gue yakin Billy udah naik ke permukaan duluan, dan kedalaman kita saat itu juga cuma enam meter, so I'm pretty sure he'll be fine. Sebelum naik ke permukaan sang divemaster sempet keluarin gelembung dari reguator untuk kasih tanda ke Billy, dan benar aja kan ternyata Billy udah naik ke permukaan duluan. Rupanya disaat arus kencang banget yang terakhir, Billy nggak sempat pegangan sama tali tambang, sementara finnya nyaris lepas karena ketiup arus. Karena khawatir finnya lepas dan hilang, sementara nggak ada pegangan kemana-mana, dan menurut divecomnya dia udah lewatin safety stop (karena lebih boros oksigen, Billy seringnya ambil posisi lebih tinggi dari gue, jadi saat gue masih di bawah 6 meter, dia udah dapat safety stop duluan), Billy memutuskan untuk naik ke permukaan duluan.

Di lain dive, sempet juga kita ditemenin sama divemaster A. Kalau divemaster A ini lebih santai di bawah air, dan cukup teliti. Sama dia kita sempet ketemu pygmi seahorse tapi sayang fotonya nggak ada yang bagus. Dan dia juga sempat nunjukin kita leaf fish, kalau nggak dikasih tau gue nggak akan nyadar kalau itu ikan hehehe...

Overall, diving di Trawangan lumayan memuaskan, terlepas dari beberapa kekurangan pelayanan dari dive operator dan kondisi terumbu di sekitar Gili mulai banyak yang rusak. Banyak sekali turtle, pernah begitu masuk ke air kita langsung disambut sama dua green turtle besar. Hampir di setiap dive ketemu turtle. Di beberapa dive kita juga sering ketemu cuttle fish, sampe puas motoin cuttlefish. Octopus juga nggak susah ditemuin. Pernah sekali saat Billy yang pegang kamera gue tunggu dia puas-puasin motoin octopus yang sama sekali nggak merasa terganggu dan nggak mau beranjak dari tempatnya. Setelah Billy selesai, gue penasaran dan berharap si binatang cerdas itu juga penasaran sama gue trus keluar dari tempatnya tanpa merasa terancam. Eh tapi setelah beberapa saat nongkrongin di depan sarang octopus, tiba-tiba warnanya berubah jadi merah, yang setau gue itu tandanya dia lagi marah.... hahahaha... ya udah deh minggat, maaf ya octopus. Di lain kesempatan sempat juga ketemu sama sejenis puffer fish (gue nggak tau namanya) yang ukurannya sebesar betis dewasa, yang nggak merasa terganggu sama gue dan sempat berenang beberapa meter bareng-bareng di atas gue. Sayang, waktu itu kamera juga lagi dipegang Billy, dan posisinya ada kira 5-6 meter di depan. Daripada repot-repot manggil Billy dan takut ikannya malah kabur, mending menikmati berenang bareng sang ikan. Bisa gue liat sesekali matanya ngelirik ke bawah ke arah gue, sambil khawatir dia jadi takut trus kabur, tapi ternyata dia anteng aja tuh. Kemungkinannya sih ada dua, atau dia sebenernya nggak liat gue yang ada di bawahnya, atau dia emang nggak terganggu hehehe... Tapi di dive terakhir waktu shore dive bareng divemaster B, gue ketemu lagi sama ikan itu dan sempat gue foto, memang itu di dive site yang sama.

Cerita gue udah kepanjangan kayanya... gue cerita soal freedivenya di postingan berikutnya aja deh yaaak. In the meanwhile, enjoy our pics.



the octopus yang nggak terganggu difoto sama Billy, tapi begitu gue tongkrongin sebentar eh dia jadi merah... ehehhe
juvenile box fish

begitu mau ascen eh ada dua turtle berdekatan, foto dulu deh sebelum naik


white tip shark lagi bobo siang di Manta point, cuma segini jarak yang gue berani, takut dianya kabur atau tiba-tiba jadi agresif keganggu :)



ini difoto waktu lagi snorkelling, bentuk coralnya macam giant sofa

salah satu foto yang di dapat pada saat jeda arus kencang

green turtle again :)

cuttlefish ini anteng aja di sini waktu difotoin, mungkin dia sebenernya lagi sembunyiin telornya ya? Tapi gue nggak berani terlalu maju, takut dia keganggu

ini dia ikan yang sempet berenang bareng gue beberapa meter. Ternyata masih berjodoh, ketemu lagi di dive terakhir buat difoto
scorpion fish

leaf fish, nggak noticed kalo ini ikan sebelum ditunjukkin

bounty wreck

grumpy stone fish ;)


nudibranch

mantis shrimp

arusnya bikin anemonnya jadi spiky. :p

nemo
moray eel
sempet foto ini di dive terakhir pas arus lagi kencang gila dan Billy udah ngilang duluan, but I get one new lesson, bahwa sembunyi di balik coral ternyata salah satu cara melindungi dari arus yang gila... maklum lah, belum ambil drift dive specialty. :)