Thursday, January 12, 2012

The New Balikpapaner part. 4

Kalau sebelumnya gue bilang pengaruh besar pendatang kota Balikpapan adalah karena minyak, jadi bisa dibilang kalau mayoritas orang-orang datang ke kota ini sebagai pekerja. Ini yang bikin mata gue agak gatel dari hari-hari pertama gue pindah ke sini. Gue yang sebelumnya tinggal di Bekasi lalu pindah ke Serpong yang jauh dari pantai (walaupun Jakarta dan Tangeang itu sangat dekat dengan laut), begitu gue liat banyakkk sekali pantai di sini tapi di sia-siakan rasanya gimanaaa gitu. Hehehe...

Waktu nginap di hotel Le Grandeuruo betapa kecewanya gue kalau mereka menyia-nyiakan pantai mereka yang lumayan kece. Awalnya gue bertanya-tanya kenapa nggak ada orang yang berenang di laut, emang sih lautnya kotor, karena pasirnya itu lebih kaya lumpur kalau ketemu air, jadi lautnya keruh. Belum lagi posisi muara yang ternyata banyak sekali  bikin air lautnya jadi tambah kotor, apalagi kalau habis turun hujan besar, laut langsung berubah coklat besoknya. Tapi sebagai orang yang suka laut tapi selama ini hidup jauh dari pinggir laut, tetep jadi pertanyaan besar buat gue kenapa orang-orang di sini nggak ada yang kepikiran untuk membisniskan pantai atau laut mereka yaaak???? Buat lo yang pernah main ke Nusa Dua Bali pasti tau juga kalau pasirnya juga jenis pasir *$&#$ (gue nggak tau deh namanya jenis apa, lah pan gue bukan geologis yaaak!) yang jelas pasirnya yang bikin air laut berlumpur, laut jadi terkesan kotor. Tapi pantai mereka nggak disia-siakan sama sekali, banyak lah jasa water sport di sana: jet ski, banana boat, paralayang, halaaaah... macem-macem deeeh! Tapi kenapaaaaa nggak ada yang berbuat seperti itu di Balikpapan???? Kenapaaaaa?????? *gaya sinetron*


laut di depan Le Grandeuruo saat cuaca biasa-biasa aja



laut di depan Le Grandeuruo setelah kemarennya hujan lebat sekali: coklat!!!


Serius dah, kalau gue mejret duit gue buka bisnis pariwisata pantai deh! Aselik! Jangan salah, pantai disini lebih  bagus dari pantai Nusa Dua, pasirnya lebih putih. Macam-macam-macam (sampe 3 kali saking banyaknya) yang bisa dibisniskan hanya modal pantai kece doang, eh sama duit juga tentunya dong: segala water sport itu misalnya. Kalau pun takut nyemplung ke air, datangin kek binatang macam kuda atau onta gitu, jadiin objek wisata pantai! Nggak mau urus binatang? ATV pun asoy buat main-main di pantai!!! Oh I wish duit gue banyak, gue mau dah buka bisnis begituan.... pegimana, ada yang mau jadi investor??? Hehehe...

Itu deh yang bikin mata gue gatel. Bahkan ada satu mall disini yang belakangnya langsung laut. Bisa lo bayangkan itu? Mall yang belakangnya laut? Tapi mereka nggak manfaatin lautnya buat bisnis, resto di atas kapal gitu misalkan? Isn't mall a place for people who wants to get refreshments and spend their money??? Nah, kalau di awal postingan tadi gue bilang mayoritas penghuni kota adalah pekerja, gue rasa itu yang membuat Balikpapan lupa kalau dia juga punya potensi jadi kota wisata. Yang banyak dibangun adalah hotel-hotel, walau pun gitu tetap demand akan penginapan mereka meningkat, mayoritas tamu yang datang adalah pekerja yang punya urusan pekerjaan di sini. Tapi emangnya itu nggak bisa dibarengin jadi kesempatan untuk ngembangin wisata juga yaak??? Sometimes gue pikir kota ini sudah cukup makmur dengan rotasi uang yang di dapat dari minyak jadi mereka nggak perlu berasa repot untuk mengembangkan wisatanya, sayang ya... :(

Oh ada lagi yang pengen gue ceritain, mestinya sih gue ceritain di postingan sebelumnya tapi lupa karena saking banyaknya di kepala hehe.. Karena Balikpapan ini adalah kota pendatang, terkadang gue berasa masyarakat di sini hampir-hampir mirip mungkin dengan gaya masyarakat di Singapore atau Malaysia, mungkin??? *aselik sotoy bukan kepalang...:p* Yang gue maksud adalah diversity-nya. Dibandingkan dengan di Jakarta yang tanpa sadar udah ada garis-garis pembatas sosial such as: Kemang adalah daerah high class dan expat; daerah Kota, Glodok dan beberapa bagian  Barat adalah daerah keturunan Tionghoa; Timur adalah daerah menengah. (of course pembatas sosial itu berdasarkan penilaian gue secara pribadi dan subjektif yaaak, jadi maafkan kalo salah dan nggak terima debat!) Nah di Balikpapan ini semua merata! Lo bisa lihat mesjid di sana-sini, as much as lo lihat gereja di sana-sini. Di warung sarapan chinese food kesukaan gue itu gue pernah lihat orang keturunan Tionghoa dan bapak berparas pribumi berpeci haji duduk satu meja. Semua pendatang, semua sama. Mungkin gue salah, tapi semoga aja nggak, karena diversity yang harmoni itu nikmat bukan kepalang!

Oh satu lagi yang banyak lo temuin di sini: tempat karaoke dan pub yang hampir sama banyat bertebarannya dengan mesjid dan gereja. How come?? Tentu saja karena kebanyakan yang datang berkunjung ke kota ini adalah pekerja dengan urusan pekerjaan, dan nggak jarang pula mereka itu expat (yaak gue berasa jauuh lebih gampang ketemu orang kulit putih di sini ketimbang di Serpong), dan mereka butuh hiburan singkat yang seperti itu. Naaaah... coba deh kalau jasa wisata laut dan pantai dibuka di sini, tamu-tamu yang berkunjung untuk urusan kerja di sini kan bisa bawa keluarganya sekalian liburan gitu kaaaaaaan.... Dan mereka dapat hiburan yang lebih asoy ketimbang karaoke atau ajojing di pub doang kaaaan???

Yah gitu deh! Selamat datang di Balikpapan kota beriman; kubangun, kujaga, kubela! :))



3 comments:

mak beL said...

ngiriiiiii sejuta pokoknyaaaa =,(

Anonymous said...

Hiii mba.. Coba deh main ke pantai kemala didekat lapangan merdeka. Objek pariwisata pantai mbak, tempatnya enak buat bawa anak2. Pokoknya welkambek to balikpapan mbak :)

Elsa Fitrani Saib said...

di Pantai Lamaru ada banana boat, di Kemala ada jetski sama banana boat juga. Pastinya masi bisa jauh lebih dikembangin lagi siy Kak, hehe :D