Where should I start? Hmmm... Balikpapan itu kota pendatang! Lo boleh pergi ke kota Padang dan sebagain besar orang di sana akan berbahasa Minang, lo pergi ke Jogja dan sebagian besar orang di sana berbahasa Jawa, lo pergi ke Denpasar dan mereka pun punya bahasa daerah mereka. Tapi kalau lo pergi ke Balikpapan, nggak ada bahasa daerah di sini. Di sini semua orang berbahasa Indonesia, dengan sedikit pengaruh dari Jawa dan Sulawesi. Nggak ada bahasa Balikpapan, tapi kalau dialeg Balikpapan ada. Gue pernah ke Banjarmasin, dan dialeg Banjarmasin pun kedengarannya sama. Gue beberapa kali ketemu orang Samarinda selama tinggal di hotel Le Grandeuruo, dan dialeg mereka pun sama seperti di Balikpapan. Nggak tau juga deh sejarahnya gimana.
Nggak ada yang bisa mengaku orang asli Balikpapan, setau gue ya, kecuali orang Dayak mungkin?? Tapi selama gue tinggal di Balikpapan waktu kecil dan selama gue tinggal di sini sekarang bukannya gampang ketemu orang Dayak di kota Balikpapan, mungkin ada, tapi gue nggak bisa mengenali mereka sebagai "tuan rumah" macam kalau gue ketemu orang Aceh di Banda Aceh misalnya... if you can get what I mean. Kalau suka baca berita tentang Balikpapan pun pasti pernah denger tentang perseturuan antara suku Dayak dan suku Bugis di sini bukan? Not that I'm so clear about it though... Tapi yang bisa gue simpulkan dengan jelas adalah Balikpapan kota pendatang!
Coba aja cari siapa yang lahir di Balikpapan? *tunjuk tangan* Apakah orang tuanya lahir di Balikpapan? *geleng-geleng* Ok, jangan nengok gue kali yaaak... coba deh cari keluarga atau temen yang mengaku orang Balikpapan, tanya orang tuanya lahir dimana, kalau masih di Balikpapan juga, coba tanya lagi, nenek-kakeknya lahir dimana, kalau masih di Balikpapan juga coba tanay buyutnya deh... gue bisa bilang dalam probabilitas yang besar kalau mereka pendatang. Ya kaaaan?
Ada dua hal (menurut kesotoyan gue) yang berpengaruh besar menjadikan Balikpapan ini tempat tinggal baru buat pendatang: 1. minyak, 2. program transmigrasi (yang gue rasa ada pas jaman Soeharto??). Kasus nomor satu lo bisa lihat gue sendiri aja deh. Kalau bukan karena bokap gue kerja di perusahaan minyak, rasanya nggak akan mungkin gue lahir di Balikpapan (selain karena takdir yaaaaak, puhlease deeeeh...). Dan perusahaan minyak di Balikpapan ini banyak sekali, jaman gue kecil dulu ada 3 oil company asing besar di sini. Bayangkan berapa karyawan (plus keluarga) yang didatangkan perusahaan minyak gede ini ke Balikpapan. Dan bukannya nggak mungkin kalau karyawan juga bawa kerabat berhijrah ke sini kan? Masing-masing perusaaan minyak punya perusahaan-perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan mereka juga disini toh? Tentunya perusahaan kontraktor itu pun mendatangkan karyawan juga ke Balikpapan toh, dengan keluarganya juga toh... Massive! Belum selesai disitu, begitu ada pertambahan penduduk disini, maka peluang pekerjaan pun makin besar kan? Which is also a magnet for people to come, right?
Untuk yang kedua, gue udah ketemu dengan salah satu peserta programnya sendiri waktu kecil dulu. Waktu tinggal di Balikpapan dulu nyokap punya ART yang cukup loyal sama keluarga gue, dia pendatang dari Jawa Tengah, tepatnya dimana gue nggak inget... kita panggil dia "si Mbok". Orang tua dan keluarga si Mbok ini tetap di Jawa, dia datang ke Balikpapan sebagai hasil upaya transmigrasi pemerintah waktu itu. Tentunya si Mbok nggak sendirian dong yaaaah.
Dari kacamata sotoy gue, rasanya bisa gue bilang kesejahteraan penduduk Balikpapan sekarang jauh lebih baik ketimbang waktu gue kecil dulu, apalagi waktu jaman awal-awal orang tua gue tinggal di sini dulu yaak. Penilaiannya dari pengamatan yang amat subjektif soal pembetong hehehe... Dulu nggak susah lhooo nyari ART di sini, tapi sekarang susaaaaah sekali! ART gue pun import dari Jawa. Waktu nginap di La Grandeuruo gue beberapa kali ngajak anak gue main sama anak-anak kampung sekitar yang suka main di pantai sore-sore, gue sering ngobrol sama mereka dan sedikit gali-gali informasi keluarga mereka... Rata-rata anak-anak yang gue tanya itu orang tuanya pegawai, ntah itu kerja di hotel, di kantor, atau ada juga yang berdagang. Kalau pas di jalan pun gue suka jelalatan cari pemukiman kumuh, dan rasanya sampe sekarang gue belum ketemu tuh. Gue nggak tau pasti pendapatan perkapita penduduk Balikpapan, bah... lo tinggal cek di wikipedia pun.. :p Tapi gue bisa bilang rata-rata penduduk di sini cukup sejahtera. Hipipip huraaa! *apa deh?*
Yang menarik lagi soal Balikpapan adalah kebersihannya. Kota ini bersih, yah sesuai sama motonya: "Balikpapan Kota Beriman", beriman stands for bersih indah dan nyaman hehehe... Kalau pas dapat kesempatan ngantar suami kerja pagi-pagi suasananya menyenangkaaaaaaaaaan sekali, di setiap simpang dan penyebrangan jalan yang rame, polisi udah siap siaga. Oh jangan salah, di persimpangan itu nggak rame macet butek macam Jakarta, simpangnya sih sepi-sepi aja, tapi tetep polisi siaga. Yang rame itu penyeberangan jalannya. Dan hampir di setiap penyebrangan jalan ada papan bertulisan: "ANDA MENYEBERANG DI SINI DILINDUNGI UULLAJ. NO.22 TAHUN 2009 PASAL132 AYAT (1) HURUF b". Eh, tadi gue kan lagi cerita soal kebersihannya kan yaak... hehe. Nah kalo pas dapat kesempatan ngantar suami pagi-pagi jam 7 udah nggak kelihatan lagi tuh petugas kebersihan kota, jalanan udah bersih siap dilewati dengan hati riang! Kalau berangkat kerjanya kaya gitu kan pekerja juga semangat yaaak.... (nyindir yang berangkat kerja jam 6 kurang untuk mulai kerja jam 8.30 disertai macet sepanjang jalan di belahan Indonesia lain :p ). Hehehehe...*songong*
pic taken from here |
Eh jangan salah book... Lo tau pemulung di Balikpapan ini seperti apa? Jangan lo bayangin laki-laki atau perempuan kurus dekil beralas kaki asal-asalan yang gendong karung di bahu kanan sambil megang tongkat besi di tangan kiri... salah besarrrr! Pemulung disini adalah pengendara motor berhelem yang di belakang motornya ada dua karung bergantung siap menampung hasil pulungannya. Mereka bersih, malahan gue pernah ketemu yang berkemeja dan bersepatu kece! Sayang gue nggak foto. Tapi gue nggak bohong!!! Suerrrr! Rasanya pengen gue wawancara, pan gue juga pemulung pan hehehehhe...
Eh, kayanya cerita gue udah kepanjangan, baiknya gue sudahin dulu disini yaaaak, ntar ente bosen pulak! Jangan khawatir, gue masih cukup nyinyir dan cukup sotoy untuk cerita soal Balikpapan lagi, tapi harus gue potong dikit-dikit biar nikmeh.... apa deh! :p
Yuuuuk mareeeh...
No comments:
Post a Comment